Lampion Tersesat

Cerpen Siwi Nurdiani*   Dalam renungannya, malam terbiasa berkarib dengan gelap.  Juga siapa pun yang kontak langsung dengannya. Burung hantu maupun kelelawar, lebih ekstrem, beraktivitas kala gelap. Seperti juga keindahan yang hanya bisa dinikmati saat hilang...

HILDA (TIGA PULUH DELAPAN)

Kekuatan Cinta Setelah wafatnya Sayyidah Khodijah, kesedihan Sayyidah Zainab semakin terasa. Dia merasa separuh hidupnya telah hilang. Kesedihannya tak kunjung berhenti, saat itu kemudian terjadi...

Perempuan Haidl Boleh Mengajar Al Quran di Masjid

Majlis Wakil Cabang (MWC) NU Kec. Trangkil Kab Pati Jawa Tengah dalam Bahtsul Masail Diniyah Waqiiyyah di Masjid Kadilangu (Rabu Sore, 3 Oktober 2018) memutuskan beberapa hukum: Pertama, pembelajaran al-Quran TPQ di masjid oleh lembaga...

HILDA (TIGA PULUH TUJUH)

Pertemuan Dua samudera Wafa merasa bersalah. Karena dia, Hilda berlari dan tersandung hingga terkilir, dan tadi karena dia mengagetkan Hilda, kakinya yang masih sakit malah kembali menendang meja. “Oh...

HILDA (TIGA PULUH ENAM)

Memahaminya, Tidak Semudah Memecahkan Kode “Hilda, kenapa kamu tadi lari?” Wafa terengah-engah karena akhirnya ikut berlari, dia juga melihat Hilda yang masih menata nafasnya. Wafa merasa kasihan...

Meditasi di sebuah Kafe

Cerpen  Siwi Nurdiani*   Zara membutuhkan rasa pahit dari secangkir kopi. Untuk keinginan itu, ia harus pergi jauh dari kotanya. Ia juga butuh bicara dengan siapa saja biar beku dalam otak sedikit meleleh. Sayapnya telah lama...

HILDA (TIGA PULUH LIMA)

Terperangkap Dalam Badai Lho! kenapa mas Wafa datang ke toko? Segera aku berlari menjauh dan bersembunyi di balik truk pengantar barang. Aku mengintipnya dari jauh, kulihat dia memanggil kang Sholihin. Di tangan...

HILDA (TIGA PULUH EMPAT)

Haruskah Bersembunyi? Laporan penjualan hari ini sudah aku kirim ke pak Salim, sekarang tinggal menyelesaikan tugas kuliah untuk besok. Hari-hari yang kulalui di sini membuatku merasa lebih tenang. Kuliah dan...

HILDA (TIGA PULUH TIGA)

Kekurangan adalah Anugerah “Lantas, apa teh Rere tidak berhak untuk mendapatkan kebahagiaan dan keturunan juga?” “Hilda, aku akan bahagia jika suamiku bahagia.” “Bahagia yang mana...

HILDA (TIGA PULUH DUA)

Aku Bukanlah Solusi Setelah selesai makan, teh Rere semakin mengatakan hal-hal yang membuatku tidak nyaman. “Bagaiman kang, Hilda orangnya cantik, pintar dan juga sopan iya kan?”...

Artikel Terbaru

Aksi Gejayan Memanggil di hari tenang menjelang pencoblosan adalah bentuk tidak diam melihat kecurangan yang terstruktur oleh Rezim Jokowi

PW Fatayat NU di Barisan Aksi Gejayan Memanggil : Do’a Lintas...

Oleh : Nur Maulida (Anggota Bidang Media dan Teknologi Informasi PW Fatayat NU DIY) Gejayan memanggil  kembali berseru, memanggil simpatisan, aktivis, relawan serta akademisi membela...

Instagram