Perempuan Haidl Boleh Mengajar Al Quran di Masjid

Majlis Wakil Cabang (MWC) NU Kec. Trangkil Kab Pati Jawa Tengah dalam Bahtsul Masail Diniyah Waqiiyyah di Masjid Kadilangu (Rabu Sore, 3 Oktober 2018) memutuskan beberapa hukum:

Pertama, pembelajaran al-Quran TPQ di masjid oleh lembaga non masjid diperbolehkan dengan syarat menjaga kesucian dan kehormatan masjid. Namun dalam hal ini disyaratkan musyawarah atau minta ijin pengurus/ nadhir Masjid. Meskipun demikian, dianjurkan TPQ di masjid diselenggarakan oleh masjid itu sendiri yang dikomandani oleh departemen pendidikan masjid.

Kedua, guru perempuan yang sedang haidl yang mengajar Al Quran di masjid ada tiga pendapat:

1. Mayoritas ulama Syafii melarang
2. Imam Muzani memperbolehkan dengan syarat aman dari talwitsul masjid (tetesnya darah haidl di masjid).
3. Sebagian ulama Syafiiyah menghukumi makruh dengan syarat:

*aman dari talwitsul masjid
*disarankan wudlu’ terlebih dahulu
*tidak membaca satu ayat sempurna, tapi dipotong-potong

Catatan:

Pertama,memberikan perhatian besar terhadap ilmu, sehingga anak kecil tetap disarankan belajar di masjid, baik Al Quran maupun ilmu Syara’ yang lain dengan tetap menjaga kesucian masjid.

Kedua, Dalam konteks ilmu juga, perempuan yang Haidl tetap bisa mengajar Al Quran di Masjid dengan syarat-syarat di atas.

Ketiga,  Jangan sampai terjadi stagnasi kegiatan ilmu di masjid, karena masjid adalah tempat ibadah dan belajar-mengajar ilmu sebagai indikator kebangkitan Islam.

(Penulis: Jamal Ma’mur Asmani, Dosen IPMAFA Pati)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *