Cinta Tersembunyi itu Indah

Hilda tidak paham arah pembicaraan Wafa, “maukah kamu menjadi perempuan yang halal bagikku untuk aku pandang terus menerus, karena sungguh pandanganku hanya tertuju pada satu perempuan yaitu kamu.” Hilda mengangkat wajahnya dan menatap mata Wafa, terlihat di sana bahwa Wafa serius mengatakan kalimat itu.

“Tidak mas, aku tidak layak untuk njenengan.” Wafa menghela nafas, dia memahami ketakutan Hilda.

“Sekarang katakan, apa kamu mencintaiku?” Hilda diam tak menjawab. Wafa mencoba membaca dari mata Hilda yang jelas dia menyembunyikan cintanya.

“Diammu mengingatkanku pada syair alfiyah ibnu malik,” Hilda kembali mengangkat wajahnya dan menatap Wafa sambil mengernyitkan dahi.

ويرفع الفاعل فعل أضمرا # كمثل زيد في جواب من قرأ


 * terkadang fa’il dapat marfu’ oleh fi’il yang disimpan.

seperti pengucapan “zaid”, ketika menjawab pertanyaan “siapa yang membaca”?

“Terkadang seseorang yang jatuh cinta memilih untuk menyimpan perasaan itu, alasannya karena dia menganggap cintanya tidak pantas, jadi bukan dia tidak tahu cara mencintai namun dia tetap mencintai dengan cara bersembunyi. Dia sembunyi untuk menyiapkan dirinya lebih baik, caranya menyembunyikan cintanya memang berbeda, namun terlihat jelas bahwa itu indah.”

Hilda mencerna kalimat Wafa.


Mohon Maaf, untuk Kisah Hilda kami hapus dari web, karena sudah masuk proses Edit untuk diterbitkan dalam bentuk Novel.

Teruntuk Sahabat Pecinta Kisah Hilda, penulis haturkan terima kasih sudah berkenan membaca kisah Hilda, dan tunggu kehadiran kisah Hilda dalam bentuk Novel pada awal tahun 2020.

Salam Cinta untuk Semuanya.

*Cerbung Muyassaroh H, asal Panguragan Cirebon. Saat ini menetap di Wonocatur Baguntapan Bantul. Bersama keluarga kecilnya Ia menemani anak-anak di TPA Masjid Az-Zahrotun.
FB: Muyassaroh Hafidzoh
IG: muyassaroh_h 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here