SAHJAN (Sahabat Jannah) Sebagai Implementasi Makna Santri Menjaga Bumi Menebar Rahmat Semesta
Oleh: Erfin Nurfalah, Pondok Pesantren Miftahul Huda Cisomang Barat
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi” (Q.S Al-Baqarah: 30). Potongan ayat tersebut mengingatkan manusia tentang tugas utamanya sebagai penjaga bumi agar tetap pada keseimbangan ekologinya. Meningkatnya jumlah penduduk menambah beban alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berdasarkan data Administrasi Kependudukan (Adminduk) tahun 2021, jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 272.229.372 jiwa. Sementara itu manusia dalam memenuhi kebutuhan selalu bersikap antroposentris dalam mengeksploitasi sumber daya alam sehingga mengakibatkan berbagai macam permasalahan lingkungan.
Saat ini jumlah pesantren di Indonesia pada Triwulan 2021 sebanyak 31.385 ponpes dengan jumlah santri sekitar 4,29 Juta (Pangkalan Data Pondok Pesantren Kemenag). Tentu ini menjadi peluang besar apabila potensi santri ini di optimalkan. Sebab era disrupsi dengan berbagai inovasi teknologi yang kian tak terbendung, melahirkan berbagai persoalan yang berdampak ke berbagai sektor. Mulai dari sektor pendidikan, lingkungan, kesehatan, sampai sektor ekonomi. Apabila kita tak bisa beradaptasi dengan seiring perkembangan jaman, maka kita akan tergerus oleh perkembangan jaman tersebut. Maka perlu kesadaran diri dari setiap santri agar selangkah lebih maju untuk berdaya dan berdampak.
Berbicara mengenai santri tidak hanya sekadar yang bersarung dan berpeci. Berbicara mengenai santri tidak hanya sekadar mengaji dan tabu akan kemajuan teknologi. Justru santri mampu memberikan kontribusi untuk melahirkan generasi yang Madani. Mengamini perkataan Moh. Hatta “Indonesia tidak akan maju jika hanya mengandalkan obor yang ada di Jakarta. Melainkan Indonesia akan bersinar jika memanfaatkan lilin-lilin yang menyala di Desa”. Kini sudah saatnya santri berdaya dan memberikan dampak untuk melahirkan generasi yang cerdas, terampil dan siap menghadapi tantangan jaman.
Melalui program Duta Santri Nasional, saya ingin terus mengasah diri serta mengeksplore potensi yang dimiliki. Sebab saya memiliki moto hidup “Abadi dalam Mengabdi”. Bukan hanya sekadar eksistensi yang dicari, melainkan dedikasi apa yang bisa saya beri. Itulah makna dari kata Santri Menjaga Bumi.
Saya akan terus menggelorakan safari literasi ke lembaga-lembaga pendidikan khususnya di pesantren. Melalui sebuah gerakan yang saya bangun bernama SahJan (Sahabat Jannah). Ibarat Sahabat yang menjadi sosok berarti dalam hidup dan senantiasa menunjukkan ke jalan kebaikan dan selalu menemani. Serta Jannah adalah Asa dan Cita- cita semua orang. Sehingga SahJan bisa menjadi sebuah gerakan kemanusiaan yang selalu menamani menuju jalan kebaikan.
Mari mendidik dengan cinta, memberi inspirasi dan Menebar Rahmat untuk Semesta. Saatnya Santri harus siap berkontribusi untuk ikut andil mewarnai peradaban. Sudah saatnya semangat berkolaborasi antar santri saling bersinergi agar menciptakan gerakan yang masif dan memiliki progres yang lebih baik untuk mencapai sebuah visi. Visi menebar rahmat untuk semesta bukan hanya sebatas slogan, melainkan cita yang mulia menjadi nyata untuk terus di gelorakan sehingga melahirkan kebermanfaatan demi kemaslahatan umat.
Dari gerakan SahJan (Sahabat Jannah) ini diharap mampu menjadi pelopor santri dalam membentuk santri mandiri dan peduli terhadap masyarakat serta melahirkan generasi yang di idamkan dengan keinginan yang kokoh. Sehingga santri masa kini memiliki berbagai keterampilan yang sudah siap di implementasikan dalam menghadapi tantangan jaman serta bekal di masa depan.
Sahabat Jannah, Bersama dengan Asa dan Cinta.
Demikian SAHJAN (Sahabat Jannah) Sebagai Implementasi Makna Santri Menjaga Bumi Menebar Rahmat Semesta. Semoga bermanfaat.
Oleh: Erfin Nurfalah, Finalis Duta santri Nasional 2021, Pondok Pesantren Miftahul Huda Cisomang Barat