Pesantren Mendidik Santri Menjadi Pemimpin Masa Depan

Oleh: Intan Budiana Putri

Sebagai seorang santri saya merasakan bahwa pesantren adalah tempat yang sangat tepat sebagai lembaga pendidikan yang dapat melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang tidak hanya faham keilmuan agama saja, tetapi menguasai keilmuannya disertai dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah berkembang berabad-abad. Pesantren berperan sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, khususnya di Jawa. Sejak awal keberadaannya sangat erat dengan kehidupan masyarakat sekelilingnya. Pesantren juga berfungsi sebagai lembaga sosial yang memiliki peran sosial. Pesantren tidak hanya mampu berperan dalam bidang pendidikan keagamaan saja, namun juga mampu berperan dalam pemberdayaan masyarakat sekitar baik dibidang seni, sosial, budaya, lingkungan, kesehatan, teknologi maupun ekonomi.

Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang mencetak kiai atau pemimpin keagamaan saja. Akan tetapi, pesantren juga mampu mencetak pemimpin bangsa yang saleh dan tenaga yang profesional di dalam bidang tertentu, yang dijiwai oleh semangat moral agama sebagaimana yang dicita-citakan oleh pendidikan nasional.

Berbicara tentang pesantren tidak bisa lepas dengan pembahasan tentang santri. Di dalam KBBI dijelaskan bahwa santri adalah orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, atau orang yang saleh. Wakil presiden KH. Ma’ruf Amin mendefinisikan santri bukan hanya mereka yang berada di pondok pesantren dan mengaji kitab kuning, tetapi mereka yang mampu meneladani para kiai.

Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj mendefinisikan santri merupakan umat yang menerima ajaran Islam dari para kiai, dan para kiai itu belajar dari guru-gurunya yang

tersambung sampai Nabi Muhammad. Santri sering digunakan untuk mendefinisikan seseorang yang sedang mendalami ilmu agama di pondok pesantren. KH. Mustofa Bisri mendefinisan santri bukanlah yang mondok saja, tapi siapapun yang berakhlak seperti santri, dialah santri.

Diera digital dan modern saat ini santri memiliki tantangan dan tanggung jawab yang harus mereka hadapi dalam berbagai bidang. Sebagai makhluk sosial kita tidak pernah bisa menghindar dari apa yang ada di masyarakat, bagaimana santri mampu menghadapi segala persoalan dan tantangan dengan baik, bagaimana santri bisa mengambil peluang dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada.

Dalam sistem pendidikan Nasional diungkapkan, tujuan pendidikan diantaranya adalah untuk menciptakan manusia Indonesia yang memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam pesantren juga dikembangkan pembinaan terhadap mental dan sikap para santri untuk hidup mandiri. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk santri dalam mengembangkan keterampilannya dalam berbagai bidang. Sudah saatnya santri memegang kendali disemua lini. Adanya isu-isu yang berkembang saat ini, serta tantangan di berbagai bidang menjadi tanggung jawab yang harus kita hadapi dan selesaikan bersama. Sudah saatnya kita memberikan pemahaman dan pengetahuan serta pendampingan kepada masyarakat demi terciptanya NKRI.

MA. Sahal Mahfudz berkata, “Menjadi baik itu mudah, hanya dengan diam, yang terlihat adalah kebaikan. Sementara yang susah itu menjadi bermanfaat, karena membutuhkan pergerakan.” Semoga kita mampu menjadi seorang santri yang mampu menjaga bumi, menebar rahmat untuk semesta dengan pergerakan yang kita lakukan sesuai dengan upaya dan kemampuan kita masing-masing. Amin.

Intan Budiana Putri, Finalis Duta santri Nasional 2021, Utusan dari PP. Putri Al Lathifiyyah II Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here