Aku Bukanlah Solusi

Setelah selesai makan, teh Rere semakin mengatakan hal-hal yang membuatku tidak nyaman.

“Bagaiman kang, Hilda orangnya cantik, pintar dan juga sopan iya kan?” katanya menanyakan tentangku kepada suaminya.

“Saya mau ke belekang dulu ya,” kata suaminya sambil pergi meninggalkan kami berdua.

“Teh, jangan gitu dong, saya jadi sungkan, kenapa sejak awal sampai sekarang teteh gak berhenti ngomongin tentang saya.”

Teh Rere memegang tanganku,

“Hilda, sebelumnya aku selalu takut jika suamiku pergi atau memilih perempuan lain, lantaran aku tidak bisa memberikan keturunan untuknya. Bahkan abah mertuaku juga beberapa kali menyarankannya untuk menikah lagi. Aku sangat takut dan merasa sedih, aku yakin tidak ada laki-laki yang mampu bertahan hidup bersama perempuan yang tidak bisa memberinya keturunan,” katanya dengan wajah sedih.

“Tapi setelah aku mengenalmu, aku rasa aku menemukan solusi,” lanjutnya.

Aku mengernyitkan dahi, berusaha memahami apa yang sedang dikatakan teh Rere.

________

Mohon Maaf, untuk Kisah Hilda kami hapus dari web, karena sudah masuk proses Edit untuk diterbitkan dalam bentuk Novel.

Teruntuk Sahabat Pecinta Kisah Hilda, penulis haturkan terima kasih sudah berkenan membaca kisah Hilda, dan tunggu kehadiran kisah Hilda dalam bentuk Novel pada awal tahun 2020.

Salam Cinta untuk Semuanya.

*Cerbung Muyassaroh H, asal Panguragan Cirebon. Saat ini menetap di Wonocatur Baguntapan Bantul. Bersama keluarga kecilnya Ia menemani anak-anak di TPA Masjid Az-Zahrotun.
FB: Muyassaroh Hafidzoh
IG: muyassaroh_h 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here