Cinta dalam Mimpi (Episode 2)
Oleh: Muyassarotul H
Cinta Pertama Pada Pertemuan Kedua
Cinta
dalam Mimpi
(episode
2)
Aku akan bercerita tentang dia, tentang seorang...
HILDA (Empat)
“Ibuuuu! Maafkan Hilda. Apa yang harus Hilda lakukan, Ibu… Ibuuuu,” Hilda mengguncang-guncang tubuh Andin
di sebelahnya sambil mulutnya terus memanggil-manggil ibunya.
“Hilda, bangun… kamu tidak apa-apa? Hilda…!” panggil Andin yang...
Cinta dalam Mimpi (Episode 3)
Ketika Harus Melupakan Cinta
Sari melihat Farah dan Gus Syauqi di dapur, segera Sari
menghampiri mereka.
“Apa yang sedang kalian lakukan di sini?”
HILDA (TIGA PULUH TUJUH)
Pertemuan
Dua samudera
Wafa merasa bersalah. Karena dia, Hilda berlari dan
tersandung hingga terkilir, dan tadi karena dia mengagetkan Hilda, kakinya yang
masih sakit malah kembali menendang meja.
“Oh...
HILDA (TIGA PULUH EMPAT)
Haruskah Bersembunyi?
Laporan penjualan hari ini sudah aku kirim ke pak Salim,
sekarang tinggal menyelesaikan tugas kuliah untuk besok. Hari-hari yang kulalui
di sini membuatku merasa lebih tenang. Kuliah dan...
CINTA DALAM MIMPI (EPISODE 6)
"Santri Aneh"
Sejak kejadian itu, mereka sering berkirim surat dengan cara
sama, yakni memasukkan surat tersebut ke dalam saku baju Gus Syauqi. Kini Gus
Syauqi mulai mengenal karakter Farah. Gus...
HILDA (DUA PULUH TUJUH)
Cinta yang
Terhormat
“Halo.... Siapa ini?” Masih tidak terdengar jawaban. Hilda
melirik Andin, Andin mengangkat bahunya memberi isyarat kenapa?
“Apa gak nyambung ya, gak ada suaranya,” kata Hilda...
Cinta dalam Mimpi (Episode 5)
Janji Seekor Burung
Cerbung: Muyassarotul H
Gus Syauqi masih memandang pesawat kertas buatan Farah, dia
tersenyum membayangkan tingkah Farah beberapa hari yang lalu. Hatinya mulai
penasaran dengan...
Cinta dalam Mimpi (episode 4)
Kisah
Tumbuhnya Cinta
Fatimah Rahmawati, itulah nama perempuan yang sangat dicintai Gus Ahmad Syauqi putra kiai Nadzir Muhammad pengasuh pesantren Al-Falah Pati Jawa Tengah. Pesantren inilah yang menyemalatkan Fatimah...
HILDA (EMPAT PULUH DUA)
Cinta
Tersembunyi itu Indah
Hilda tidak paham arah pembicaraan Wafa, “maukah kamu
menjadi perempuan yang halal bagikku untuk aku pandang terus menerus, karena
sungguh pandanganku hanya tertuju pada satu perempuan yaitu...