LAYLA-MAJNUN 7
Qais berkawan Rusa
Oleh: KH. Husein Muhammad
Tetapi Qais tak bisa menolak kehadiran cinta itu. Kerinduan dan Cinta itu telah merasuk diam-diam ke dalam hatinya dan kemudian menyatu ke dalam jantung jiwanya. Ia menjadi “gila” (majnun). Qais kemudian mengembara tanpa arah dan membiarkan tubuhnya tak terurus. Rambutnya semrawut dan penuh debu. Ia mengarungi padang pasir yang luas dalam terik matahari yang membakar tubuhnya, seperti panas hatinya yang terbakar oleh cinta kepada Layla. Ia mendaki gunung gemunung dan memasuki hutan-hutan belukar, tanpa manusia. Ia menyendiri, merindu dan menangis. Ia kemudian bersahabat dengan para binatang. Mereka menyayangi Qais, yang manusia itu, dan Qais juga menyayangi mereka. Mereka saling menyayangi. Hari-hari Qais di hutan dilalui bersama para binatang itu: ada rusa, domba, kelinci, singa dan lain-lain. Pada awalnya Qais dan para binatang itu tak saling memahami bahasa masing-masing. Tetapi hari demi hari dengan bahasa isyarat, akhirnya saling memahami. Mereka menjadi keluarga.
Sepanjang mereka saling berbuat baik, saling memberi dan saling menolong, mereka tak akan saling menyakiti atau mengancam. “Siapa menyayang akan disayang”. “Siapa yang merendahkan akan direndahkan”. “Apa yang kau berikan, itulah yang kau terima”. Begitu kata-kata bijak para Nabi dan para bijakbestari.
Sebuah hadits Nabi menyebutkan :
الخلق كلهم عيال الله واحبهم اليه انفعهم لعياله
Semua ciptaan Tuhan adalah keluarga Tuhan. Yang paling dicintai-Nya adalah yang paling banyak memberikan manfaat”.
Layla Menikah tapi Tetap Perawan.
Bersambung
25.02.2020