Oleh: KH. Husein Muhammad
Ada sebuah kisah. Konon ada seorang yang tengah mengalami kesulitan dalam urusan ekonomi. Telah lama sekali ia berada dalam kesusahan dan kepayahan karena hal itu. Lalu ia keluar dengan wajah tanpa gairah, seperti hampir putus asa. Dengan kaki telanjang dia menyusuri jalan dan memasuki padang pasir yang maha luas. Di sana dia melihat puing-puing istana yang sudah hancur. Semula istana itu tertimbun debu pasir, lalu angin kencang menerbangkannya sehingga tersingkap. Tiba-tiba ia menemukan di dalamnya sebuah prasasti di tembok berupa puisi-puisi yang indah :
لما رأيتك جالساً مستقبلاً …
أيقنت أنك للهموم قرين
مالا يقدر لا يكون بحيلة …
أبداً وما هو كائن سيكون
سيكون ما هو كائن في وقته …
وأخو الجهالة متعب محزون
يجرى الحريص ولا ينال بحرصه …
شيئاً ويحظى عاجز ومهين
فدع الهموم وتعر من أثوابها ..
أن كان عندك بالقضاء يقين
هون عليك وكن بربك واثقاً …
فأخو الحقيقة شأنه التهوين
طرح الأذى عن نفسه في رزقه
لما تيقن أنه مضمون
Manakala aku melihatmu duduk menghadap kiblat
Aku lihat kau sedang ditemani kegelisahan
Apa yang telah ditetapkan
Tak bisa direkayasa
Apa yang ditetapkan ada, ia akan ada
Apa yang akan ada niscaya ada pada saatnya
Teman kebodohan itu selalu melelahkan dan menderitakan
Ada orang yang berlelah-lelah mencari Rizki
Tetapi ia tak memeroleh apapun
Ada orang yang tak berdaya dan tersisihkan
Tetapi ia memeroleh keberuntungan
Tinggalkan gelisah hatimu
Lepaskan bajunya
Jika kau yakin pada ketetapan Tuhan
Janganlah gelisah
Percayakanlah kepada Tuhanmu
Orang yang tahu hakikat
akan senantiasa tenang
Ia membuang segala duka
dalam urusan rizki
Karena ia yakin bahwa Tuhan menjaminnya
Selalu ditunggu tulisan Buya Husein