Integiritas Santri: Menjaga Bumi Menebar Rahmat
Oleh: Umar Kustiadi
Dinamika persoalan kehidupan sudah pasti dialami setiap manusia. Terlebih dalam berbagai aspek didalamnya, memiliki eksistensi untuk merubah segalanya menjadi kebiasaan hidup dan terus dilakukan oleh setiap manusia. Dinamika ini tidak lepas dari persoalan santri, pesantren akan terus istiqomah menjalani berbegai aktivitas yang sudah menjadi tradisi oleh para ulama-ulama terdahulu.
Tradisi yang sudah lama dibangun oleh pesantren menjadi wadah untuk santri sebagai acuan menemukan jati diri seorang santri sebenarnya. Integritas yang terus dialami oleh santri menjadi bekal utama untuk menemukan perubahan terbesar di masa depan. Memberikan kemanfaatan dan dampak kepada masyarakat, terlebih kepada diri seorang santri. Hal ini tidak terlepas dengan cara santri menemukan persoalan tantangan zaman , yang terus dituju berbagai arah problematika agar semua persoalan itu selesai dengan jelas dan lugas.
Menjaga Bumi, peran santri tidak hanya memberikan kemanfaatan untuk masyarakat atau dirinya sendiri, akan tetapi bagi seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini. Integritas kepemimpinan santri menjadi titik awal merawat, memahami, dan memberikan rasa kasih sayang kepada semua makhluk. Dengan keilmuan yang dimiliki santri, mengarungi samudra kehidupan dengan penuh semangat. Usaha tidak aka pernah mengkhianati hasil, karena jiwa santri yang sudah tertanam ketika pertama kali menginjak tanah di pesantren,
Terus Menebar, menebar kasih sayang, cinta, dan kebijaksanaan kepada semua makhluk di semesta ini. Kasih sayang yang diciptakan dari hati yang ikhlas memberikan dampak yang besar, efek dari hati ke hati, dan tidak terbatas oleh waktu. Didasari dengan Al-Quran menjadi tuntunannya dalam akhlak, dan Sunnah nabi yang diaplikasikan dalam kehidupan untuk menebar cinta dan kasih sayang dengan sesama. Zaman akan terus memberikan pertanyaan, tidak hanya pertanyaan mengenai keadaan, akan tetapi berlapis dengan budaya yang semakin terkikis karena perkembangan aktivitas manusia semakin mudah dan sederhana.
Santri, harus tetap konsisten dengan nasihat-nasihat yang didapat oleh para kyai. Sebagai panutan dalam mencari ilmu, menciptakan jiwa yang bersih lahir dan batin serta menjadi pribadi yang memiliki rasa tanggungjawab dan mampu menjawab pertanyaan tantangan zaman. Beberapa artikel telah disebutkan di berbagai macam jurnal, seperti yang telah diutarakan mengenai tiga peranan pokok bahwa persantren mendidik santri dengan peranan ini, yaitu transmisi ilmu pengetahuan islam, pemelihara tradisi islam, dan pembinaan kader calon-calon ulama. Itulah beberapa hal mengenai pondasi yang sudah tertanam menjadi santri, santri sejati.
Santri menjaga bumi, makna dalam untuk terus berkembang dengan senantiasa memberikan kemanfaatan yang sebenarnya. Karena ilmu yang bermanfaat adalah untuk mereka yang senantiasa mengamalkan ilmunya dan memiliki efek besar bagi semua makhluk.
Menebar rahmat untuk semesta, kasih sayang, cinta juga kebijaksanaan. Santri sudah selayaknya memiliki kriteria itu semua, karena bagaimanapun santri tetaplah santri, tidak ada istilah “mantan santri”.
Mari sama sama kita menjaga kelestarian bumi kita dengan memberikan kemanfaatan dan berdampak positif dengan menebar rahmat untuk semua. Tidak ada penyesalan bagi mereka yang terus berusaha memberikan kebaikan. Teruslah menjadi santri, santri untuk negeri, santri untuk bangsa, dan santri untuk semesta.
Makna terdalam dari kata memberi adalah ketulusan yang sebenarnya dari lubuk hati terdalam. Makna ini menjadi pegangan santri karena menjaga bumi tidak hanya sebatas menjaga, tapi bagaimana keberlangsungan ini tidak berhenti dari kata menjaga.
Demikian Integiritas Santri: Menjaga Bumi Menebar Rahmat. Semoga bermanfaat.
- Oleh: Umar Kustiadi, Finalis Duta santri Nasional 2021