Hilda masih  terpejam dan air matanya masih membasahi pipi hingga bantalnya. Malam semakin larut, tapi dia tak bisa tidur, bayangan masa lalunya masih berjalan secara spontan dalam pejaman.

Betapa dia sangat menyayangi sahabatnya, sering sekali mereka bersama, baik dalam suka maupun duka. Dia sangat percaya dengan Bela, sahabatnya.

 (bersambung)

___________

Mohon Maaf, untuk Kisah Hilda kami hapus dari web, karena sudah masuk proses Edit untuk diterbitkan dalam bentuk Novel.

Teruntuk Sahabat Pecinta Kisah Hilda, penulis haturkan terima kasih sudah berkenan membaca kisah Hilda, dan tunggu kehadiran kisah Hilda dalam bentuk Novel pada awal tahun 2020.

Salam Cinta untuk Semuanya.

*Oleh: Muyassaroh H, asal Panguragan Cirebon. Saat ini menetap di Wonocatur Baguntapan Bantul. Bersama keluarga kecilnya Ia menemani anak-anak di TPA Masjid Az-Zahrotun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here