Kekurangan adalah Anugerah

“Lantas, apa teh Rere tidak berhak untuk mendapatkan kebahagiaan dan keturunan juga?”

“Hilda, aku akan bahagia jika suamiku bahagia.”

“Bahagia yang mana yang sedang teteh bicarakan?” tanyaku yang membuatnya menatapku.

“Apa maksudmu Hilda?”

“Katakan padaku teh, apa teteh mencintai suami teteh?”

“Aku sangat mencintainya,” jawabnya dengan tatapan mata yang meyakinkan.

“Apa teteh tahu suami teteh mencintai teteh atau tidak?”

“Tentu, dia sangat mencintaiku. Dia selalu mendukungku, dia selalu baik dan perhatian padaku.”

“Teh, seandainya yang terjadi adalah sebaliknya, yang tidak bisa memberi keturunan adalah suami teteh, apa teteh akan menikah lagi atau rasa cinta teteh akan berkurang?”

Kutatap matanya, kulihat dia mulai berpikir.

“Aku tidak akan melakukan itu, aku akan menerima semua kekurangannya. Aku tidak mungkin menikah lagi atau meninggalkannya pergi.”

Mohon Maaf, untuk Kisah Hilda kami hapus dari web, karena sudah masuk proses Edit untuk diterbitkan dalam bentuk Novel.

Teruntuk Sahabat Pecinta Kisah Hilda, penulis haturkan terima kasih sudah berkenan membaca kisah Hilda, dan tunggu kehadiran kisah Hilda dalam bentuk Novel pada awal tahun 2020.

Salam Cinta untuk Semuanya.

*Cerbung Muyassaroh H, asal Panguragan Cirebon. Saat ini menetap di Wonocatur Baguntapan Bantul. Bersama keluarga kecilnya Ia menemani anak-anak di TPA Masjid Az-Zahrotun.
FB: Muyassaroh Hafidzoh
IG: muyassaroh_h 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here