MELUPAKAN DIRIMU SAJA TIDAK MUDAH

“Kan aku dah bilang, gak perlu minta maaf, jatuh cinta dan tidak jatuh cinta itu bukan sebuah kesalahan,” kata Zulfi sambil menggoreskan senyuman manisnya.

“Sekarang ceritakan padaku, siapa Hilda? Perempuan yang membuatmu berdebar?”

Wafa terkejut dengan kalimat selanjutnya, Wafa memegang keningnya sambil kembali menarik nafas. Bagaimana bisa Zulfi dengan mudah menebak sosok Hilda.

“Hilda? Dia itu santrinya bu dhe, dan aku gak sengaja ketemu dia di kafe.”

“Sudah tidak usah berpura-pura. Wafa, selama ini aku menantikan tatapan mata darimu yang menyimpan makna dalam, tapi aku belum pernah mendapatkan tatapan mata itu. Kemaren aku melihatmu menatap Hilda dengan tatapan mata yang begitu dalam. Saat itu juga aku menyadari kalau aku bukan cintamu, tapi Hilda itu cintamu.”

Wafa tertawa, “apakah semua perempuan memiliki kepekaan perasaan sepertimu? Padahal sampai saat ini aku sendiri tidak bisa  menjawab apakah aku sudah jatuh cinta atau belum.” Kata Wafa tak mengaku.

___________

Mohon Maaf, untuk Kisah Hilda kami hapus dari web, karena sudah masuk proses Edit untuk diterbitkan dalam bentuk Novel.

Teruntuk Sahabat Pecinta Kisah Hilda, penulis haturkan terima kasih sudah berkenan membaca kisah Hilda, dan tunggu kehadiran kisah Hilda dalam bentuk Novel pada awal tahun 2020.

Salam Cinta untuk Semuanya.

*Oleh: Muyassaroh H,asal Panguragan Cirebon. Saat ini menetap di Wonocatur Baguntapan Bantul. Bersama keluarga kecilnya Ia menemani anak-anak di TPA Masjid Az-Zahrotun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here