Keraguan

 

 

Wafa sudah masuk dalam jebakannya Ifah, Ifah mengangguk paham dan yakin kalau memang benar Wafa sudah jatuh cinta pada Hilda.

“Wafa… kamu benar-benar sudah jatuh cinta dengan Hilda.”

Wafa kembali terkejut kesekian kalinya, dia menunduk, telapak tanganya mengusap dahi dan matanya.

Ifah tersenyum dan menepuk pundak adiknya itu.

“Terkadang kita sulit membedakan antara jatuh cinta atau rasa kagum terhadap seseorang. Hilda memang perempuan yang baik dan kecerdasannya luar biasa. Saya termasuk orang yang mengaguminya. Mengetahui latar belakang seseorang itu memang penting, karena dari situ kita tahu apakah kita benar-benar mencintainya atau tidak. Setiap orang memiliki latar belakang berbeda-beda, ada yang menyenangkan ada pula yang menyedihkan. Mba hanya khawatir perasaanmu itu akan melukaimu ataukah akan melukai Hilda.”

Wafa merasa tidak memahami apa yang disampaikan Ifah, apa maksud dari melukai hatinya dan hati Hilda.

(Bersambung)

____________

Mohon Maaf, untuk Kisah Hilda kami hapus dari web, karena sudah masuk proses Edit untuk diterbitkan dalam bentuk Novel.

Teruntuk Sahabat Pecinta Kisah Hilda, penulis haturkan terima kasih sudah berkenan membaca kisah Hilda, dan tunggu kehadiran kisah Hilda dalam bentuk Novel pada awal tahun 2020.

Salam Cinta untuk Semuanya.

*Oleh: Muyassaroh H, asal Panguragan Cirebon. Saat ini menetap di Wonocatur Baguntapan Bantul. Bersama keluarga kecilnya Ia menemani anak-anak di TPA Masjid Az-Zahrotun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here