Membaca Hati Melalui Mata

“Wala budda li tholibi al-‘ilmi  min al-muwadzobati ‘ala ad-darsi wa at-tikrori fi awwali al-laili wa akhirihi, fa inna ma bainal ‘isya’aini wa waqta as-sahri waqtun mubarokun.”

Sore ini, Hilda membacakan kitab Ta’limul Muta’alim di depan santri-santri kelas i’dad. Sudah hampir satu tahun dia ditugasi Ummi untuk mengawal madrasah diniyah kelas persiapan, dan dia mengajarkan kitab tersebut kepada adik-adik santri Darussalam.

Kecintaannya pada ilmu membuat Hilda bahagia ketika mendapatkan tugas untuk membacakan kitab ini. Dalam dunia pesantren tentu kita tidak asing dengan kitab ini, setiap santri akan mengkaji kitab ini di awal mereka menjalankan kehidupannya di dalam pesantren. Entah sudah berapa ratus tahun kitab ini menjadi bacaan wajib bagi santri di nusantara.

Kitab karya Syaikh Az-Zarnujiy ini memiliki nama ta’limu al-muta’allim thoriqa al-ta’allumi, namun para santri biasa menyebutnya dengan kitab Ta’limul Muta’allim. Bagi Hilda, kitab yang disyarahi oleh Syaikh Ibrahim bin Isma’il ini adalah salah satu kitab yang mampu mengobati lukanya ketika dia menghadapi jalan buntu atas kehidupan dan masa depannya. Bukan hanya Hilda, kitab ini sudah sejak dulu mendapatkan tempat istimewa di kalangan ahli ilmu sudah sejak masa pemerintahan Murad Khan bin Salim Khan, jadi sudah sekitar abad ke XIV Masehi.

(bersambung)

______

Mohon Maaf, untuk Kisah Hilda kami hapus dari web, karena sudah masuk proses Edit untuk diterbitkan dalam bentuk Novel.

Teruntuk Sahabat Pecinta Kisah Hilda, penulis haturkan terima kasih sudah berkenan membaca kisah Hilda, dan tunggu kehadiran kisah Hilda dalam bentuk Novel pada awal tahun 2020.

Salam Cinta untuk Semuanya.

*Cerbung Muyassaroh H, asal Panguragan Cirebon. Saat ini menetap di Wonocatur Baguntapan Bantul. Bersama keluarga kecilnya Ia menemani anak-anak di TPA Masjid Az-Zahrotun.
FB: Muyassaroh Hafidzoh
IG: muyassaroh_h 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here