PW Fatayat NU D.I Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia mengadakan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Perempuan Penggerak Masyarakat yang berlangsung 10-11 September 2022. Bertempat di Aula Parangkusumo, Ros In Hotel Yogyakarta acara kali ini mengangkat tema “Memperkuat Khidmah dan Sinergi Akar Rumput”. Acara ini diikuti oleh kurang lebih 120-an dari pengurus dan seluruh tamu undangan.
Ada 3 sesi diskusi pada kesempatan kali ini, dengan masing-masing sesi memiliki tema besar. Tema diskusi pada sesi yang kedua ialah Perempuan, Kesejahteraan Keluarga dan Cita-Cita Indonesia Maju. Pada sesi kedua, acara dipandu oleh Sulasmi, M.Pd. dan diisi oleh Umi Haniah, S.Farm, Apt. selaku perempuan penggerak Desa Panggungharjo Yogyakarta dan Hj. Margaret Aliyatul Maimunnah, S.S.,M.Si selaku Ketua PP Fatayat NU 2022-2027.
Umi Haniah, S.Farm, Apt. dalam materinya menceritakan bagaimana Desa Panggungharjo mencoba mengembangkan kegiatan-kegiatan yang berdampak pada bagaimana kesejahteraan keluarga. “Apa saja yang dilakukan ibu-ibu di desanya dalam rangka pemberdayaan perempuan untuk meraih kesejahteraan keluarga?,” begitu tanyanya sebagai pemantik.
Beliau menjelaskan bahwa penduduk Panggungharjo terdiri dari 9542 KK, 28,383 jiwa. Problem yang ada di kelurahan Panggungharjo sudah seperti permasalahan di kota-kota lain, seperti tidak punya rumah dan tidak punya pekerjaan. Jadi pendekatan-pendekatan yang dilakukan tidak bisa dengan pendekatan khas Desa. Bersama pemerintah desa, gerakan dimulai dari pendekatan terhadap para perempuan yakni ibu rumah tangga.
“Potret belanja warga menggambarkan bagaimana mereka bijak menentukan skala prioritas dalam hidupnya. Banyak orang tua yang bisa belanja, ganti motor, ganti HP tetapi merasa tidak punya uang untuk membayar sekolah anak. Itu karena literasi keuangan sangat rendah. Pada tahun 2018 kita menetapkan pendampingan keluarga. Kami bekerjasama dengan LKK dan Gusdurian untuk pendampingan literasi keuangan keluarga,” jelasnya lagi.
Menurutnya, Banyak SDM yang dibutuhkan untuk menyokong kegiatan di tingkat desa. Ada 10 program pokok PKK menyangkut kegiatan anak sebelum lahir sampai dewasa yang mendukung cita-cita Indonesia Maju. “Kami bersinergi dengan lembaga terkait. Seperti LKK, untuk literasi keuangan keluarga,” imbuhnya. Beberapa hal dilakukan oleh Desa Panggungharjo antara lain ialah pola asuh anak dan remaja yakni bagian dari penguatan ketahanan keluarga, penguatan lingkungan dan fasilitasi. Selain itu perhatian kepada pendidikan anak usian dini, pemberdayaan ekonomi perempuan, pelestarian lingkungan hidup, pengelolaan sampah serta Kegiatan Kesehatan.
“Kami mempunyai inovasi Clean and Gold. Sampah yang disetor akan dinominalkan menjadi emas yang bisa digunakan sebagai jaminan hari tua. Untuk sampah organik dikelola di tingkat rumah. Satu kelurahan sudah memiliki 50 bank sampah. Total tabungan sampah pada tahun 2022, 2 ons sampah setara 200 juta. Semua yang melakukan pemilahan sampah ialah ibu-ibu,” imbuhnya lagi.
Sementara itu, Hj. Margaret Aliyatul Maimunnah, S.S., M.Si. selaku Ketua PP Fatayat NU menjelaskan bahwa untuk mewujudkan cita-cita negara Indonesia Maju, kita harus tahu tantangan dan peluang. “Peluangnya adalah bonus demografi, yang puncaknya tahun 2030. Sedangkan tantangan yang paling utama, jangan sampai bonus demografi tidak mampu kita bentuk penduduk dengan SDM yang unggul,” jelasnya.
Lalu pertanyaanya kemudian ialah, siapa yang bisa mewujudkan cita-cita indonesia maju? Untuk mewujudkan Indonesia Maju, perlu adanya kolaborasi, gotong royon antara pemerintah, organisasi masyarakat, keluarga, dan personal. Dalam hal ini, membangun keluarga sejatera menjadi penting. “Keluarga sejahtera yang kemudian mampu membantu mewujudkan cita-cita indonesia. Kesejahteraan dilihat dari materil dan spiritual. Di keluarga sejahtera akan sangat kondusif untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Di keluarga sejahtera, ada posisi perempuan yang sangat strategis. Ketika kita menguatkan perempuan, perempuan bisa membangun pemahaman yang sama dalam keluarganya,” imbuhnya.
Beliau menjelaskan bahwa Fatayat NU merupakan salah satu organisasi perempuan punya tanggung jawab yang sama untuk mewujudkan cita-cita Indonesia maju. “Sebagai personal, bagaimana kita bersama mampu menguatkan SDM. Kalo mau menciptakan SDM yg unggul yang pertama kali dilakukan adalah membangun kesadaran bahwa perempuan bukan hanya sebagai pelengkap. Perempuan bisa berpartisipasi dalam seluruh aspek proses pembangunan,” imbuhnya lagi.
Ada beberapa poin dalam penguatan perempuan menurut Hj. Margaret Aliyatul Maimunnah, S.S., M.Si. salah satunya ialah penguatan perempuan pada Ilmu Pengetahuan pengetahuan. “Sebagai contoh, Fatayat mengajak banyak pihak untuk fokus kepada isu stunting, menjadikannya materi dakwah, dan menggiring isu tersebut ke DPR. Kedua, keterampilan perempuan. Kemandirian ekonomi untuk membentuk SDM yang berdaya saing. Banyak kegiatan Fatayat yang mendorong penguatan skill ekonomi,” imbuhnya. (Media Fatayat NU DIY)