Keutamaan Bulan Sya’ban

Amaliyah TQN Suryalaya: Salat Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat dengan 50 salam dan membaca surah Al-Ikhlas 10 x tiap rakaat.

Rasulullah menyukai berpuasa di bulan Sya’ban, dan Aisyah bertanya, “Wahai Rasululllah, mengapa engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” Beliau menjawab, “Wahai Aisyah, Sya’ban adalah bulan ketika malaikat maut menandai nama orang yang dicabut nyawanya pada waktu yang tersisa di tahun itu, dan aku ingin namaku ditandai saat aku dalam keadaan berpuasa.” Al-Hadis. Ketika ditanya tentang keutamaan puasa, beliau menjawab, “Puasa Sya’ban sebagai pengagungan bagi bulan Ramadhan.

Allah SWT telah memilih dari segala sesuatu ini empat hal: Jibril dari empat malaikat, Muhammad SAW dari empat Nabi, Abu Bakar dari empat Sahabat, Masjidil Haram dari empat masjid, hari Arafah dari empat hari, Lailatul Qadar dari empat malam, Makkah dari empat kota, Thursina dari empat gunung, Efrat dari empat sungai, Sya’ban dari empat bulan. Lalu Dia menjadikannya sebagai bulan Nabi. Sebagai Nabi yang utama, bulannya pun bulan yang utama.” Al-Ghunyah: 186-187

Rasulullah bersabda: “Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan, banyak orang-orang yang melupakannya. Pada bulan itu amal perbuatan manusia diangkat menghadap Tuhan semesta alam. Aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa.” Puasa para nabi: Nabi Nuh (dahr), Nabi Daud (1/2 dahr), Nabi Ibrahim (tiga hari setiap bulan). Al-Ghunyah: 183-184.

Keutamaan Bulan Sya’ban:

• Semua pintu kebaikan terbuka.

• Berbagai berkah turun.

• Berbagai kesalahan diabaikan.

• Berbagai kejahatan dihapuskan.

• Dianjurkan memperbanyak salawat kepada nabi.

• Hari terbagi tiga: kemarin berarti ajal, hari ini berarti amal, dan esok berarti harapan. Kita tidak mengetahui apakah akan sampai pada hari-hari tersebut atau tidak, bulan Rajab akan segera berlalu dan tidak kembali, Ramadhan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu dan tidak tahu apakah masih ada umur atau tidak, dan Sya’ban merupakan penghubung antara dua bulan, maka hendaklah memanfaatkan bulan itu benar-benar untuk berbuat ketaatan.

• Bulan diturunkannya Al-Qur’an pada lailah mubarokah yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban (malam kebebasan).

Malam Penuh Berkah:

Malam nisfu Sya’ban dikatakan malam penuh berkah karena di dalamnya terdapat berbagai rahmat, berkah, kebaikan, maaf, dan ampunan bagi penduduk bumi. Rasulullah pernah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Aisyah, malam apa ini?” Aisyah menjawab, “ Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau berkata, “Malam pertengahan Sya’ban, pada saat ini amal-amal dunia dan amal-amal manusia diangkat. Pada saat ini pula Allah memberi perlindungan dari api neraka. Apakah kamu mengizinkanku pada malam ini?” “Ya.” jawab Aisyah. Rasulullah bersabda, “barangsiapa yang mengerjakan salat sunnah Nisfu Sya’ban ini, Allah akan melihatnya tujuh puluh kali, dan setiap penglihatan ditetapkan baginya pemenuhan tujuh puluh kebutuhan. Kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan dalam ampunan.” Al-Hadis: 192

Meningkatkan Takwa

Semua manusia memiliki rasa takut, tanpa terkecuali. Takut kepada Allah kerap dimaknai sebagai bentuk takwa kepada-Nya, padahal menurut Imam Al-Ghazali, seperti yang dikutip oleh Sayid Syarif Abdullah bin Alawi bin Muhammad al-hadad al-Husaini dalam kitab Tasawufnya yang berjudul Risalah Munawarah, takwa itu di dalam Alquran memiliki tiga makna: 1. Khosyah dan haibah. 2. Taat dan Ibadah. 3. Tanzih al-Qalb min al-Dzunub.

1. Khosyah dan Haibah

Khasyah dan Haibah adalah tanda Iman. Khasyah adalah rasa takut kepada Allah yang diberikan Allah kepada para Nabi dan ulama yang sungguh-sungguh mengetahui kebesarannya. Sebagaimana firman Allah Taala dalam QS. Faathir: 28:

ومن الناس والدواب والانعام مختلف الوانه كذالك انما يخشي الله من عباده العلموءا ان الله عزيز غفور

28. dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Kita kerap membandingkan bahkan menyamakan antara khasyah dan khauf, padahal keduanya tidak bisa disamakan dan dibandingkan. Seperti contoh: Mana yang lebih kau takuti, Tuhanmu atau ganasnya serigala? Mana yang lebih kau takuti, Tuhanmu atau neraka? Mana yang lebih kau takuti, Tuhanmu atau istrimu? Mana yang lebih kau takuti, Tuhanmu atau virus Corona?

Jadi, khasyah dan khauf adalah dua hal yang berbeda secara objek dan cara mengatasinya.

Khauf, adalah rasa takut makhluk terhadap makhluk, semua manusia memiliki rasa takut, bahkan Nabi sekalipun, seperti dalam QS. Yusuf ayat 13:

قال اني ليحزنني ان تدهبوا به واخاف ان يأ كله الذئب وانتم عنه غافلون

13. berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf Amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau Dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya.”

Dan untuk mengatasi rasa khauf, maka kita harus menjauhi objek tersebut, sedangkan khasyah, kita harus mendekati-Nya.

2. Taat dan Ibadah

Taat dan Ibadah adalah tanda Islam. Taat ialah:

بامثال ما به أمر واجتناب ما عنه نهي

“Melakukan segala hal yang diperintahkan oleh-Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh-Nya.”

Taat itu berhubungan dengan aturan, sehingga semua fatwa dan hukum syara’ itu adalah ruang lingkup Islam yang harus ditaati dan berasaskan Maqashid Syariah, yang utama adalah maslahah yang mencakup: hifdud din, hifdun nafs, hifdul aqal, hifdul mal, hifdun nasb.

Perihal wabah dan aturan dari pemerintah dan MUI, hukumnya adalah wajib, karena termasuk dalam hifdun nafs, tidak lain untuk menjaga jiwa agar tidak menyebabkan banyak korban dan melestarikan kehidupan. Pemerintah dan MUI tidak melarang umat Islam untuk melaksanakan salat, doa bersama, dan ibadah lainnya, yang dilarang adalah berkumpulnya orang banyak pada kegiatan apa pun, karena dikhawatirkan terjadi penularan wabah antar jamaah. Ini bukan masalah usul, melainkan masalah furu’. Dan bukan masalah syariah, tapi masalah fiqhiyah. Jadi mari bersama-sama mendukung dan mentaati himbauan pemerintah.

3. Tanzih al-Qalb min al-Dzunub

Tanzih al-Qalb an al-Dzunub adalah tanda Ihsan. Membersihkan hati dari segala bentuk dosa hati adalah pembeda antara orang yang bertakwa dan orang yang kufur.

واما الذين في قلوبهم مرض فزادتهم رجسا الى رجسهم وماتوا وهم كافرون

“Dan Adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, Maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam Keadaan kafir. (QS. At-Tawbah: 125)

Ikhtisar tentang bulan Sya’ban

• JADI, UNTUK MENGHADAPI WABAH COVID-19, MARI KITA PATUHI PEMERINTAH DAN MUI. SEMOGA KITA SEMUA SELAMAT DARI WABAH INI. AMIIN.

• BUAH DARI PUASA, SELAIN PAHALA UNTUK ROHANI, TETAPI JUGA KESEHATAN UNTUK JASMANI DENGAN PANJANGNYA USIA HIDUP.

صوموا تصيحوا

• UNTUK MENJAGA IMUN TUBUH, SALAH SATUNYA IALAH DENGAN BERPUASA.

• DALAM MENJALANKAN IMAN, ISLAM DAN IHSAN KETIGANYA HARUS MENYATU. DAN AMALIYAH SERTA TANBIH TQN SURYALAYA MENCAKUP SEMUA HAL TERSEBUT.

• AMALIYAH DAN TANBIH TQN SURYALAYA, SEMUA MEMILIKI DALIL YANG BERASAL DARI AL-QUR’AN DAN SUNNAH.

• AMALIYAH dan TANBIH TQN SURYALAYA, YAKINI, KERJAKAN, AMALKAN, PELAJARI, LESTARIKAN DENGAN PENUH ADAB.

Penulis: Nur Muhammad Suharto, jurusan Ilmu Tasawuf di IAILM Suryalaya Tasikmalaya.

(sumber bangkitmedia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here