Minggu (6/11/2022) Adung Abdul Rahman, Sekjen PP GP ANSOR menjadi salah satu narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) Kaderisasi Fatayat NU yang diselenggarakan oleh PP Fatayat NU di Jakarta. Forum yang diikuti oleh 10 perwakilan Pimpinan Wilayah Fatayat NU di Indonesia dan anggota Bidang Pengembangan Organisasi & Pengkaderan PP Fatayat NU, Adung berbagi tentang sistem pengkaderan dan standar organisasi yang dijalankan oleh Ansor di semua level kepengurusan. GP ANSOR juga memberlakukan akreditasi untuk menilai manajemen organisasinya dari pusat hingga ranting.

Dalam diskusi yang berlangsung, disinggung tentang BANSER perempuan yang ada di ANSOR. Dengan tegas Adung mengatakan bahwa “Tidak Ada BANSER Perempuan”. Di peraturan organisasi GP ANSOR tidak ada keterangan untuk merekrut BANSER perempuan. Menurut Adung, adanya perempuan di tubuh BANSER diduga bermula dari istri-istri para anggota BANSER yang sebelumnya memiliki latar belakang pramuka, pecinta alam, dan lain sebagainya yang akhirnya ikut bergabung dalam kegiatan BANSER. Ketika Rapat Kerja BANSER di Surakarta pada tahun 2018, keputusan adanya perempuan di dalam BANSER diserahkan ke PBNU. Selama waktu menunggu keputusan PBNU ini, PP GP ANSOR menghimbau untuk tidak melakukan perekrutan perempuan dalam BANSER.

Di sesi yang lain, forum ini juga dihadiri oleh Nusron Wahid sebagai Ketua PBNU yang membawahi pengkaderan Banom. Pimpinan Wilayah Fatayat NU Sualwesi Selatan yang diwakili oleh Nurul Ulfa menanyakan munculnya Fatayat Serbaguna. Menurut dia, di pertama kali muncul adanya Fatser (Fatayat Serbaguna) adalah ketika PP GP ANSOR di bawah komando Nusron Wahid sebagai ketua umum. Nusron mengatakan bahwa saat itu semangat ber-ANSOR sangat tinggi, sementara kondisi Fatayat sebaliknya. Sehingga banyak orang yang tertarik untuk bergabung dengan ANSOR karena organisasinya meriah dan ramai, termasuk para perempuan yang ingin menunjukkan eksistensi dan kontribusinya terhadap NU. Menurut Nusron, jika saat ini Fatayat sudah meriah dan ramai lagi, dengan tegas dia mengatakan “Lebih baik Fatayat membuat sendiri”.

Pada Jum’at, 25 Oktober 2019 di Gedung PBNU, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal PBNU A. Helmy Faishal Zaini telah meresmikan Garda Fatayat NU. Dengan peresmian ini, secara otomatis PBNU telah mengakui adanya Garda Fatayat sebagai Lembaga yang bergerak di bidang keprotokoleran, penanganan kebencanaan, dan rescue di bawah Banom Fatayat NU.

Kontributor:
Siti Munawaroh
Ketua I PW Fatayat NU DIY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here