Garda Fatayat NU DIY, sebuah program yang diluncurkan oleh PW Fatayat NU DIY sebagai wadah bagi perempuan-perempuan yang memiliki skill khusus, kini semakin matang persiapannya. Fetra Nur Hikmah sebagai pimpinan utama GARFA ini optimis jika Diklat Terpadu Dasar GARFA angkatan pertama akan sukses digelar dengan 100 peserta perempuan.
“Garda Fatayat NU DIY merupakan respon atas kebutuhan masyarakat dan jamaah Nahdliyin khususnya dalam mengatasi persoalan sosial kemanusiaan. GARFA hadir sebagai agen perdamaian. Kami yakin Fatayat DIY akan sukses menyelenggarakan GARFA ini. Awalnya kami ragu apa mungkin angkatan pertama membuka 100 pendaftaran peserta, akan tetapi sekarang alhamdulillah yang sudah mendaftar 73 peserta dari berbagai kader seluruuh DIY.” Jelasnya kepada tim redaksi fatayatdiy.com pada Sabtu 19 Januari 2019.
Garda Fatayat ini adalah program kerja baru di bawah naungan pengurus bidang sosial dan budaya PW Fatayat NU DIY, harapannya progam ini bisa menjadi program unggulan dan mampu menginspirasi pimpinan wilayah lainnya untuk merancang program yang sama, sesuai dengan yang disampaikan Khotimatul Husna, ketua PW Fatayat NU DIY.
“Saya tidak mau kader Fatayat yang memiliki kemampuan khusus ini tidak memiliki wadah, sehingga mereka akan lari ketempat lain dan tidak merasa menjadi kader Fatayat lagi. Selain itu, walaupun Garda Fatayat ini dalam pelatihannya nanti ada pelatihan fisik, namun jiwa ke-fatayat-annya tidak luntur, dan kader berada pada koridor yang jelas.” Kata Khotim.
Dalam kegiatan ini akan membekali perempuan NU dengan keterampilan khusus seperti protokoler, tanggap bencana dan rescue.
“Protokoler adalah bagian penting dalam DTD karena dalam konteks jamaah Nahdliyin, jamaah
perempuan berjumlah tidak sedikit. Oleh sebab itu dalam setiap perkumpulan atau event besar dibutuhkan petugas protokoler perempuan yang memiliki ketrampilan dalam manajemen massa dan memberikan perlindungan kepada
perempuan juga anak-anak. Begitu pula saat terjadi bencana, perempuan dan anak termasuk dalam kategori rentan. Kebutuhan perempuan dan anak berbeda dengan laki-laki. Pertolongan terhadap mereka sebagai korban
bencana perlu pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan khusus. Materi Fatayat Tanggap Bencana akan membahas secara detail tentang persoalan tersebut.” Jelas Fetra.(red/iys)