HILDA (DUA PULUH EMPAT)

TAMU SPESIAL UMMI

“Oke gak apa-apa. Tetap semangat menulis ya. Siang ini aku akan bertemu profesorku dulu, biar segera lulus dan kembali ke Indonesia. Siapa tahu nanti kamu mau ngajak aku makan nasi padang, hahaha…”

Pesannya membuatku malu, aku tersenyum membaca pesannya. Mas Wafa memang benar-benar teman yang baik.

“hehehe..” balasku singkat.

“Oh ya, coba kamu menulis tentang perempuan dan ekstremisme. Tema ini sedang banyak dibahas tapi belum banyak yang mengaitkannya dengan perempuan. Coba saja ya, tulis dari beberapa sudut pandang, kemudian kirim ke beberapa media.”

Aku menghela nafas dan merasa bersyukur memiliki teman sebaik dia. Mas Wafa kembali  memberikan idenya.

“Aku coba dulu mas, tapi referensiku tidak cukup banyak terkait isu ekstremisme.”

“Oke aku kirim link tulisan-tulisanku dan beberapa referensi juga hasil penelitian terkait isu ini, baca dulu dan pelajari ya!”

(Bersambung)

_______

Mohon Maaf, untuk Kisah Hilda kami hapus dari web, karena sudah masuk proses Edit untuk diterbitkan dalam bentuk Novel.

Teruntuk Sahabat Pecinta Kisah Hilda, penulis haturkan terima kasih sudah berkenan membaca kisah Hilda, dan tunggu kehadiran kisah Hilda dalam bentuk Novel pada awal tahun 2020.

Salam Cinta untuk Semuanya.

*Oleh: Muyassaroh H,asal Panguragan Cirebon. Saat ini menetap di Wonocatur Baguntapan Bantul. Bersama keluarga kecilnya Ia menemani anak-anak di TPA Masjid Az-Zahrotun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *