Semua yang ada di langit dan bumi ditakdirkan berpasangan. Ada siang ada malam. Ada tanah ada air. Ada langit ada bumi. Dan tentu saja ada aku dan kamu. Hidup dalam kesendirian tentu cukup berat. Godaan yang timbul bisa banyak. “Menikah adalah sunnahku,” begitu dawuh Kanjeng Nabi SAW. Bahkan manusia paling agung dalam sejarah umat manusia itu menyatakan bahwa menikah adalah menyempurkan separuh agama.
Lalu ketika umur mulai menapak dewasa, jodoh seolah tak kunjung tiba, apa yang mesti diperbuat? Apakah hanya berpangku tangan dan berputus asa? Tunggu dulu, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah SWT. Berikut amalan doa dan wirid enteng jodoh. Amalan ini diperoleh penulis dari Simbah Kyai Haji Chudlori, masyayikh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang melalui putranya Gus Yusuf Chudlori.
Apa saja amalannya? Simak yuk.. tapi sebelumnya kirim dulu hadiah fatihah untuk KH Chudlori lahul fatihah…
Pertama, baca Fatihah 7 kali
Kedua, baca surah al Falaq 7 kali
Ketiga, baca surah an-Nas 7 kali
Keempat, baca surah al-Ikhlas 7 kali (ingat susunannya seperti ini ya, an-Nas dulu baru al-Ikhlas)
Kelima, baca al-Kafirun 7 kali
Keenam, baca ayat Kursi 7 kali
Ketujuh, baca tasbih 7 kali :
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلَا اِلٰهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Subhanallahi wal-hamdu lillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar
Kedelapan, membaca Sholawat 7 kali :
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli ‘ala sayyidina muhammad
Kesembilan, baca istighfar 1 kali :
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِأَصْحَابِ الْحُقُوْقِ الْوَاجِبَةِ عَلَيَّ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ
Astaghfirullahal-‘azhima li wa liwalidayya wa li ashabil-huquqil-wajibati ‘alayya minal-mu’minina wal-mu’minati wal-muslimina wal-nuslimati al-ahya’i minhum wal-amwat.
Kesepuluh, baca doa sebagai berikut :
اَللّٰهُمَّ اِفْعَلْ بِيْ وَبِهِمْ عَاجِلًا وَاٰجِلًا فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ، مَا اَنْتَ لَهُ اَهْلٌ، وَلَا تَفْعَلْ بِنَا يَامَوْلَانَا مَانَحْنُ لَهُ اَهْلٌ، اِنَّكَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ، جَوَّادٌ كَرِيْمٌ، رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ
Allahumma if’al bi wa bihim ‘ajilan wa ajilan fid-dini wad-dunya wal-akhirah, ma anta lahu ahlun wa la taf’al bina ya maulana ma nahnu lahu ahlun, innaka ghafurun halimun jawwadun karimun ra’ufun rahim
Artinya : “Ya Allah berbuatlah padaku dan pada mereka dengan cepat atau lambat, dalam urusan agama, dunia dan akhirat, yaitu dalam perkara yang mana Engkau adalah ahlinya. Wahai Pemimpin kami, janganlah berbuat pada kami dalam suatu perkara yang mana kami bukan termasuk ahlinya. Sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Bijaksana, Maha Pemurah, Maha Mulia dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
Tatacara: jika ingin mustajab, hendaknya rangkaian amaliyah ini dibaca tiga waktu dalam sehari yakni ba’da subuh, dhuha, dan sesaat sebelum maghrib. Syukur-syukur jika dirutinkan bacaan surah Ar-Rahman.
Namun, bergaul itu tetap perlu. Tidak mesti hanya sibuk dzikir dan amaliyah terus menerus di dalam kamar tanpa tahu menahu apa yang terjadi di luar. Siapa tahu jodoh terbaik sudah disiapkan di balik pintu. Wallahu a’lam.
*Bramma Aji Putra, Pengurus LTN PWNU DIY
Sumber:Bangkitmedia.com