Bantu, 18 Oktober 2020 PW Fatayat NU DIY merealisasikan program turun ke bawah (turba) ke Pimpinan Anak Cabang Fatayat NU Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul. Turba kali ini dilaksanakan di kediaman Mas Nova di desa Bakal Dukuh Kecamatan Sedayu. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 3 jam yakni dimulai sejak ba’da zhuhur hingga ashar.
Kegiatan turba ke PAC Fatayat NU Sedayu ini tidak hanya dihadiri oleh kader Fatayat tetapi juga oleh para tokoh dan pengurus NU serta seluruh Banom NU (Ansor, Banser, IPNu dan IPPNU) kecamatan Sedayu. Adapun rangkaian acara dalam kegiatan turba ini adalah pembukaan yang berisi lantunan ayat suci al-Quran, Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Syubbanul Wathan dan Mars Fatayat NU. Setelah seremonial pembukaan tersebut acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh beberapa tokoh NU. Sambutan yang pertama disampaikan oleh Bapak Syahid Ketua MWC NU Kecamatan Sedayu. Dalam sambutannya beliau menyampaikan tentang pentingnya meningkatkan soldaritas di dalam organisasi NU. Seluruh kader NU harus terus meningktkan solidaritas untuk memangun sinergitas dalam kerja organisasi. Di akhir sambutan berliau menegaskan bahwa seluruh jamaah NU harus saling mendukung satu sama lain. Selanjutnya sambutan diberikan oleh shohibul bayt, Mbak Anik dan Ketua PW Fatayat NU DIY.
Usai acara sambutan kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan doa bersama yang dipimpin oleh Kiai Muhadi yang kini menjabat sebagai ro’is suriah MWC NU Sedayu. Sebelum memipin pembacaan doa Beliau menyampaikan bahwa doa bersama ini bertujuan untuk dua hal: yang pertama adalah mengharap ridlo Allah SWT atas seluruh jama’ah NU khususnya jama’ah NU kecamatan Sedayu, yang kedua doa ini bertujuan untuk memohon terwujudnya seluruh harapan warga Bantul untuk mendapatkan pemimpin yang amanah dan berpihak kepada kepentingan rakyat, khususnya warga NU di Kabupaten Bantul.
Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan mauidloh hasanah yang disampaikan oleh Kiai Umaruddin Masdar. Tokoh NU DIY yang sekarang juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta ini membahas tentang beberapa hikmah mencintai orang sholih. Selain itu, beliau juga menyampaikan beberapa keuntungan menjadi orang NU. Menurut beliau, menjadi orang NU setidaknya memiliki tiga ketuntungan: Pertama, orang NU mendapat barokah karena sami’na wa ‘atha’na kepada Kiai dan orang shalih. Kedua, orang NU tidak pernah kekurangan doa karena ditolong oleh adanya tradisi tahlilan dan shalawatan yang merupakan amaliyah nahdliyah dan yang ketiga, dalam amaliyah sehari-hari orang NU lebih fleksibel karena tidak hanya berkutat dan saklek kepada satu fatwa Ulama atau madzhab yang terlalu berat untuk diamalkan. Di akhir tausiyahnya beliau juga memberikan motivasi kepada seluruh warga NU yang hadir untuk selalu istiqamah dalam satu barisan, satu komando dan satu suara untuk memajukan organisasi NU di semua tingkatan. Usai mauidlah hasanah, acara ditutup dengan pembacaan hamdalah dan pembagian bibit tanaman serta foto bersama. DN