PW Fatayat NU DIY bekerjasama dengan the American Friends Service Committee (AFSC) bergerak bersama mengadakan pelatihan “PENA TASAMUH”, akronim dari“Perempuan Bernarasi untuk Toleransi dan Perdamaian demi Terwujudnya Maslahatul Ummah.
Program ini merupakan salah satu strategi Fatayat NU DIY untuk mencapai tujuan syiar perdamaian yang fokus pada kemampuan memahami, menolak wacana anti keberagaman, serta memiliki sikap untuk mendukung toleransi dan keberagaman. Implementasinya adalah bersama-sama dengan elemen lain turut berperan aktif dalam kampanye perdamaian di Indonesia melalui counter narasi Islam intoleran yang telah lebih dahulu menjamur di sosial media.
Program ini akan diadakan selama 5 bulan kedepan secara intensif dari tanggal 1 Agustus 2020 hingga 31 Desember 2020 melalui zoom meeting dengan beberapa tahapan; di antaranyaseminar, pelatihanmembuat konten kampanye nilai-nilai perdamaian di sosial media dan working group. Dari kegiatan ini ditargetkan dapat menghasilkan produk-produk untuk konten media kampanye yang bersifat tathowwur (dinamis), maqashidus syari’ah, tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), amar m’ruf nahi munkar (menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran),serta bersahabat.
Kegiatan ini menyasar pada perempuan muda (usia 20-45 tahun), khususnya sahabat Fatayat NU DIY dari wilayah hingga ranting. Keseluruhan berjumlah 180 dengan rincian 30 sahabat PW Fatayat NU DIY, 30 sahabat PC Fatayat NU Kulon Progo, 30 sahabat PC Fatayat NU Bantul, 30 sahabat PC Fatayat NU Kota Yogyakarta, 30 sahabat PC fatayat NU Gunung Kidul, dan 30 sahabat PC Fatayat NU Sleman.
Hasil dari kegiatan ini ditujukan membentuk working group sebanyak 40 sahabat Fatayat NU DIY yang akan berdedikasi dan bekerjasama memproduksi konten media kampanye berupa video podcast, video grafis, poster/flyer, broadcast, dan opini sertabersama-sama mendistribusikan konten-konten tersebutke seluruh platform sosial media sebagai sarana dakwah dan mengampanyekan Islam secara toleran. Harapannya, narasi yang dibangun dapat merangkul semua pihak secara inklusif dan ramah terhadap perempuan dan anak.
Pencapaian dari kegiatan ini pula adalah para kader Fatayat NU DIY di level wilayah, cabang, hingga rantingdapat memiliki kemampuan memproduksi konten narasi perdamaian berbasis kearifan lokal, melalui peningkatan kapasitas dan pengetahuan mengenai teknis kerja media dan kampanye di sosial media. Dengan demikian,para kader dapat berperan aktif memproduksi dan mengampanyekan pesan-pesan perdamaian, toleransi, dan cinta keberagaman. Selanjutnya dapat direspon secara positif oleh netizen baik berupa like, follow, share & subscribe sehingga wacana-wacana keberislaman yang bernarasi damai dan mendukung keberagaman dapat mendominasi wacana di seluruh platform sosial media.
Puncak dari inisiasi gerakan ini adalah berusaha merangkul semua pihak yang mendukung nilai-nilai toleransi, perdamaian, dan keberagaman seperti tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil lainnya agar mengambil sikap dan berperan aktif dalam kampanye perdamaian,pada tahap berikutnya sampai pada kerja advokasi ke pemerintah sampai menelurkan kebijakan di masyarakat. (Maulida)