Bagaimana langkah membangun ekonomi?
Di Fatayat ini sebenarnya punya banyak potensi. Di antara mereka ada yang sudah membuat produk, menjadi reseller produk dan lain-lain. Potensi ekonomi ini memang perlu dibuatkan wadah. Kita sudah punya Koperasi Yalisa (Yayasan Lintang Songo), induknya yang di pusat namanya Yasmin. Sudah banyak program yang kita sepakati di dalam Konferwil kemarin. Di antaranya kita akan mengadakan pelatihan leadership, enterpreneurship. Sudah ada tawaran untuk kerja sama, seperti dari HIPSI (Himpunan Pengusaha Santri Indonesia) dan beberapa pengusaha lain yang siap memberikan pelatihan-pelatihan.
Saya sebenarnya jugaingin ada tim khusus pelatihan ekonomi. Nanti tim ini bisa menggarap tentang enterpreneurship, manajemen keuangan, pengemasan produk atau marketing produk. Semua ini bisa kita garap dengan pelatihan-pelatihan dari Cabang sampai Ranting, sehingga semua bisa ikut terlibat. Karena ada banyak, kita bisa buat timeline pelatihan sesuai dengan bidangnya, seperti ekonomi, kaderisasi, kesehatan dan lingkungan, dan lain sebagainya.Ini akan kita dorong terus agar semua bisa aktif, baik Wilayah, Cabang maupun Ranting.
Bagaimana menjawab persoalan-persoalan sosial budaya?
Kita memiliki komunitas parenting. Kemarin kita juga sudah mengadakan seminar parenting untuk fasilitator-fasilitator dalam menangani persoalan-persoalan yang berkaitan dengan anak-anak. Bagaimana tentang pendidikan anak di dalam keluarga atau masyarakat menjadi bagian dari persoalan sosial kita. Kita banyak menyaksikan anak-anak yang merasa tidak punya ayah dan ibu, padahal mereka punya tetapi memang sibuk bekerja. Nah hal-hal semacam ini menjadi persoalan kita. Pendidikan keorangtuaan menjadi penting. Bagaimana kalau posisi kita seperti itu. Fatayat harus merespon persoalan ini dengan misalnya memberikan konsultasi (advokasi).
Kita juga bisa kerjasama dengan Bangkit, misalnya dengan membuat rubrik khusus parenting. Nanti kita ulas disitu mengenai persoalan-persoalan anak, orang tua, atau rumah tangga. Kita memiliki banyak PAUD, Muslimat juga punya banyak TK. Kita bisa saling bekerja sama. Kita bentuk tim khusus parenting, sehingga kalau ada pelatihan Fatayat sudah siap memberikan atau merekomendasikan narasumbernya. Memang kita masih perlu peningkatan kapasitas/SDM (capacity building). Mudah-mudahan banyak yang mendukung. Tetapi untuk memulai semua itu, prinsipnya kita akan turun ke Cabang, ke Ranting. Kita buka jalur-jalur komunikasi, karena kader-kader potensial sebenarnya berasal dari akar rumput (Cabang-Ranting).
Fatayat itu gerakan sosial perempuan NU dan perempuan secara umum. Ini menjadi modal yang harus kita maksimalkan untuk bisa mengubah keadaan. Peran perempuan sangat penting untuk mewariskan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin, nilai-nilai aswaja ke anak-anaknya. Kalau perempuan secara umum, saya ingin daiyah di Fatayat itu bisa tampil ke luar untuk menyebarkan nilai-nilai Islam itu tadi. (rohim/joko) bangkitmedia.com