Sabtu 14 Januari 2023, PW Fatayat NU dan Garda Fatayat NU (GARFA) mengadakan musyawarah Garda Fatayat NU DIY. Musyawarah ini mendiskusikan terkait  perencanaan penyusunan draft Juknas GARFA  dan  revisi SOP GARFA serta rencana penyusunan program kerja GARFA. Adapun musyawarah ini bertempat di kantor DPD RI Yogyakarta.

Garda Fatayat NU (GARFA) merupakan organisasi yang dibawahi dan dibentuk langsung oleh PW Fatayat NU serta dibidangi oleh OPP (organisasi pendidikan dan pengkaderan), yang dibentuk pertama kali tanggal 3 Februari 2019. Dengan tujuan sebagai penggerak dan pelopor perempuan muda NU dalam program sosial, budaya, kemanusiaan, perdamaian, toleransi, harmoni dan anti kekerasan.

Musyawarah GARFA dibuka secara resmi oleh Gus Hilmi selaku anggota DPD DIY. Dalam pembukaan tersebut, Gus Hilmi menyampaikan harapannya untuk garfa kedepannya, tidak hanya berhikmat di kalangan NU, tetapi juga dapat berhikmat semakin luas di kalangan masyarakat non NU. Selain itu diharapkan kedepannya Garfa memiliki program sendiri dan ikut terlibat dalam menangani permasalahan yang ada di masyarakat.

Dalam hal ini Gus Hilmi memberikan contoh kasus pernikahan anak yang semakin tinggi terjadi di Kulon Progo,  banyak terjadi kasus  remaja di Kulon Progo mengajukan kompensasi pernikahan di usia anak yang telah ditetapkan dalam UU perlindungan anak, dengan alasan mengalami KTD (kehamilan tidak diinginkan). Mengenai permasalahan ini, Gus Hilmi berharap Garfa dapat ikut berperan mengurangi tingginya angka pernikahan anak di DIY melalui gerakan edukasi kespro misalnya untuk mencegah seks bebas dan pernikahan di bawah umur. 

Sementara sahabat Maryam Fithriati, M.S.W selaku ketua PW Fatayat NU DIY berharap kasat korwil GARFA kedepannya dapat menjaring kader yang lebih militan dan dapat memberikan peningkatan kapasitas bagi kader garfa tidak hanya mengurusi PAM, protokoler dan rescue, tetapi kemampuan lainnya yang nonmiliter. Di antaranya bisa mengadakan pelatihan menulis untuk kader GARFA, paduan suara dan lain sebagainya yang termasuk kategori nonmiliter, sehingga anggota GARFA  yang memiliki bakat non militer dapat membantu di masyarakat dalam bidang lainnya. 

Musyawarah garda fatayat NU juga dibarengi dengan laporan kepengurusan GARFA selama 4 tahun di bawah kepemimpinan kasat korwil GARFA NU, Fetra Nur Hikmah. Selama 4 tahun berdiri sudah banyak hikmat dan dedikasi yang dilakukan GARFA untuk masyarakat dan NU melalui berbagai program seperti PAM, Protokoler, Fatgana, Rescue dan pengkaderan (DTD).  Dari program tersebut GARFA telah mulai banyak dikenal di masyarakat dan bukan hanya di kalangan warga NU tetapi juga warga non NU. 

Sahabat Fetra Nur Hikmah berharap, Garfa diharapkan nantinya dapat meneruskan program-program yang sudah ada dan dapat menambah program-program baru yang belum ada, sehingga dapat meningkatkan peran dan kebermanfaatan GARFA secara luas.

Selanjutnya acara musyawarah ditutup dengan penetapan Kasat Korwil GARFA yang baru untuk meneruskan kepemimpinan dan kepengurusan sebelumnya. Adapun kasat korwil yang baru ditetapkan oleh lima ketua PC kabupaten Fatayat NU dan ketua PW fatayat NU. Penetapan kasat korwil yang baru dibarengi dengan serah terima buku ADART Garda Fatayat NU dari sahabat Fetra Nur Hikmah kepada Ibu Mujinem selaku kasat korwil GARFA yang baru.

Oleh: Nur. M

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here