Assalamu’alaikum Wr. Wb.
“Bu Rully, saya seorang ibu dengan dua putra yang pertama usia 6 tahun pada bulan Desember tahun ini dan yang kedua baru berusia 1 tahun. Saya agak bingung untuk memahami kecerdasan anak saya yang pertama karena sepertinya semua ingin dia kerjakan. Di TK dia mengikuti ekstra tari, lukis dan fashion show dan sering diminta guru-gurunya untuk tampil. Tetapi saya agak kesulitan untuk mengajarkannya membaca dan menulis karena untuk duduk tenang sama sekali tidak bisa. Apa yang sebaiknya harus saya lakukan, karena tahun depan dia akan masuk SD padahal dia masih bingung dengan huruf dan angka. Oya, saya dan ayahnya ingin sekali mengarahkannya untuk menjadi dokter ketika dewasa nanti. Mohon pencerahannya. Terima kasih, Bu.”
(Shinta, Banguntapan, Bantul – Yogyakarta)
____________________
Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
Semoga Bu Shinta dan keluarga senantiasa dalam naungan rahmat Allah SWT. Setiap anak memiliki kecerdasan yang tidak sama. Hal ini tentu saja, menjadi kelebihan yang dimilikinya dan tidak dimiliki oleh orang lain. Memintanya untuk memiliki prestasi di luar apa yang menjadi potensinya, bukan berarti tidak bisa, tetapi akan membutuhkan waktu, energi dan biaya yang lebih. Effort yang dikeluarkan juga lebih besar.
Sebelum menjawab pertanyaan Bu Shinta, saya ingin sedikit menjelaskan tentang kecerdasan anak. Kecerdasan, seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Howard Gardner tidak hanya bersifat tunggal, tetapi majemuk. Prof. Dr. Howard Gardner adalah seorang psikolog dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS yang merumuskan teorinya tentang Multiple Intelligences (kecerdasan ganda / majemuk). Menurut penelitian Howard Gardner, terdapat sembilan kategori kecerdasan yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan dasar, yaitu :
- Kecerdasan logika matematik (Logical – mathematic intelligence)
Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika . Tidak hanya berkaitan dengan pelajaran matematika di kelas saja, tetapi perhitungan dan pola pikir yang menggunakan nalar juga menjadi bagian dari kecerdasan ini. Seorang pembalap misalnya, juga sebaiknya memiliki kemampuan logika matematik karena ia harus paham kapan harus menginjak rem, seberapa kecepatan ketika akan belok, kapan harus menginjak gas dll.
- Kecerdasan linguistik (Linguistic intelligence)
Kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata – kata secara efektif baik secara oral maupun secara tertulis. Kemampuan bahasa ini juga terkait dengan kemampuan untuk memahami dan menyampaikan kembali informasi yang diterimanya. Dan termasuk juga didalamnya adalah kemampuan untuk mempelajari bahasa lain (misalnya bahasa inggris/mandarin/arab/yang lain)
- Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence)
Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan , intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kecerdasan ini yang akan membantu dan memudahkan seseorang dalam memahami apa yang diinginkan orang lain, membaca respon verbal dan non verbal dari orang lain, termasuk kemampuan untuk memberikan bantuan atau pertolongan orang lain. Anak-anak dengan dominasi kecerdasan ini sebaiknya dibantu untuk tidak mengabaikan apa yang dirasakannya sendiri.
- Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence)
Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan – gagasan . Kecerdasan ini merupakan kemampuan yang akan membantu seseorang untuk menjadi lebih percaya diri. Memahami apa yang diinginkan, dirasakan dan bagaimana memilih dan memilah apa yang baik untuk dirinya. Dominasi orang tua yang berlebihan terhadap seorang anak seringkali menjadi penyebab kurang terlatihnya kecerdasan ini. Karena anak merasa bahwa apa yang menjadi pemikirannya selalu salah di mata orang tuanya.
- Kecerdasan kinestetik jasmani (bodily- kinesthetic intelligence)
Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan apa yang dirasakan dan apa yang diinginkannya. Anak-anak dengan kecerdasan ini, biasanya sangat aktif dan selalu menghendaki adanya kegiatan yang membuatnya bergerak.
- Kecerdasan musikal (Musical intelligence)
Kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan dan menikmati bentuk – bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik. Meskipun tidak harus menjadi artis atau seniman yang menjadikan musik sebagai hidupnya, tetapi kecerdasan ini bisa melekat pada diri seseorang sebagai bentuk kenikmatan. Misalnya seorang dengan kecerdasan musik tetapi hanya senang mendengarkan saja, dan ini membuatnya lebih tenang dan lebih mudah untuk berpikir jernih. Banyak penelitian yang dilakukan tentang penggunaan musik dalam menurunkan stress.
- Kecerdasan ruang (Spatial intelligence)
Kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi secara tepat. Biasanya anak-anak dengan kecerdasan ini mudah untuk menghafalkan peta atau lokasi tertentu, senang melakukan penataan ruang atau bahkan mengatur ulang kamar.
- Kecerdasan lingkungan/Naturalis (Naturalist intelligence)
Kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman dan binatang dengan baik. Mereka biasanya senang dengan berkebun, lebih memperhatikan kebersihan dan keindahan. Pembelajaran terkait Ilmu Pengetahuan Alam juga masuk dalam kecerdasan ini.
- Kecerdasan eksistensial
Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan – persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia. Dalam beberapa literatur, kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan spiritual seseorang.
Kemampuan anak Bu Shinta untuk menari, melukis dan fashion show, merupakan bagian dari kecerdasan kinestetik jasmani dan musik. Selain usianya yang tergolong masih dominan pada tahap perkembangan psikomotor, dan membaca menulis untuk usia pra sekolah lebih ke arah pengenalan angka dan huruf ya, bu. Stimulasi yang optimal dengan metode yang tepat, melalui kecerdasan kinestetik jasmani ini dapat ibu manfaatkan untuk mengajarkan membaca menulis. Karena tidak bisa hanya dengan duduk tenang manis dan memegang buku, maka yang bisa ibu lakukan antara lain :
- Menggunakan alat bantu huruf dan angka. Ibu bisa sebarkan di ruang keluarga dan mencari satu huruf secara bersama. “Ayo, nak…. kita cari huruf i… mana yaaa…huruf i” Kemudian huruf k, terus huruf a selanjutnya huruf n. Semua dikumpulkan dan diletakkan secara berurutan. Ibu bisa menggunakan gaya berenang ikan dan meminta anak untuk menyebut tiap huruf. Ketika semua huruf sudah disebutkan…. “apa yaaa yang bisa berenang?” sambil ibu dan ananda mencoba mempraktekkan ikan yang berenang.
- Membuat flashcard sederhana dengan huruf dan angka yang dia dan ibu tulisakan sendiri kemudian diwarnai dan digunting secara bersama. “Ayoo nak, ibu akan buat huruf H.. Bentuknya seperti pagar yaa… akan ibu kasih warna merah. Kakak mau huruf apa dan warna apa?”
- Ketika dalam perjalanan, sambil melihat di jalan… “Kita cari huruf A, dimana yaaaa… Kakak lihatkah?”
- Menggunakan bahasa tubuh untuk membentuk huruf yang mudah
- Menggunakan gerakan kaki melalui langkah kaki seperti menari untuk membentuk huruf atau angka
Satu hal yang perlu dipahami adalah untuk menjadi juara tidak hanya di kelas dengan kemampuan matematika dan bahasa saja ya, Bu. Tetapi ada juga yang menjadi juara panggung atau juara lapangan, dimana mereka bisa berprestasi dalam bidang-bidang sesuai dengan kecerdasan dominan yang dimiliki. Untuk menjadi seorang dokter, kecerdasan kinestetik jasmani juga dibutuhkan karena terkait dengan pembedahan dan kemampuan motorik halus. Tetapi kecerdasan logika matematika dan naturalis juga merupakan bagian kecerdasan yang harus dimilikinya.
Nah, ketika ananda memiliki kecerdasan tersebut, maka pendampingan eksternal terkait proses belajar mengajar termasuk perencanaan keuangan harus menjadi perhatian karena pendidikan dokter sebaiknya berlanjut ke arah spesialis. Demikian jawaban kami, semoga bermanfaat. Jika masih ada yang ingin ditanyakan atau didiskusikan, mohon untuk tidak ragu menuliskan kembali disini.
Salam Keluarga Maslahah
__________________
*) Sumber bangkitmedia.com
Rubrik ini dikawal langsung oleh Nurmey Nurul Haq yang akbrab disapa Mbak Rully dan tim Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) PWNU DIY