Rujukan yang tepat untuk kaum millenial khususnya yang bukan dari latar belakang pesantren yang sedang dan akan terus belajar Islam, bagaimana dapat masuk dan merasakan suasana dunia pesantren dari novel ini.

Juga keberanian dan ketegasan penulis menyisipkan pemahaman-pemahaman akan ayat al-Qur’an dan hadist yang masih banyak orang menyalah-artikan. Memberi ilmu baru bagiku bahwa tak bisa sembarang mengartikan ayat-ayat suci al-Quran dan juga hadist tanpa tahu ilmunya.

Lalu akan sangat amat membuka pikiran sekali terkait isu-isu sosial terkhusus perempuan yang masih saja banyak perspektif masyarakat patriarki yang dapat merenggut bahkan membunuh mental health seseorang.

Hilda namanya, sosok wanita kuat yang berjuang mempertahankan kehidupannya dan melawan trauma akibat kekerasan seksual yang dialaminya di bangku sekolah. Tak lupa dibelakang kuatnya Hilda ada sosok wanita hebat Ibunda tercinta yang selalu merawat Hilda dengan penuh kasih sayang dan ketulusan.

Tak lupa kisah percintaan Hilda yang akhirnya menemukan dirinya yang lain dari sosok laki-laki bernama Wafa.

Lalu dalam akhir cerita akan dipaparkan mengenai bagaimana terhormatnya perempuan dalam pandangan Al-Qur’an terkait Keadilan Gender Islam. Yang dalam hal ini membicarakan tentang hubungan dalam pernikahan. Menjadi penutup yang manis namun tegas, penekanan di mana tafsir adil gender harus digaungkan mengingat masih banyak tafsir al-qur’an yang cenderung bias gender.

Sangat amat dianjurkan dan wajib nih beli dan baca novel karangan Ibu Muyassaroh, seorang aktivis Fatayat NU DIY dan juga alumni Pesantren Krapyak Yogyakarta. Rasakan sensasi diajak berpikir berat namun karena dikemas sedemikian ciamik sehingga bahasan yang terkesan berat jadi mudah kita cerna dan terasa menyenangkan tanpa menghilangkan makna di dalamnya.

Identitas Buku:

Judul: Hilda; Cinta, Luka dan Perjuangan

Penulis: Muyassarotul Hafidzoh

Penerbit: Pustaka 1926 Yogyakarta

Cetakan: 1, Januari 2020

Tebal: 508 halaman.

Peresensi: Siva Ramadina, Ketua Remaja Masjid Azzahrotun Wonocatur Banguntapan Bantul dan juga Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here