Melalui matamu engkau takkan bisa menatap-Ku
Hujan semakin deras, membuat penglihatan Wafa terbatas sehingga mobil melaju pelan.
“Dari mana tadi?” tanya Wafa memecah hening di antara mereka.
“Kampus,” jawab Hilda singkat.
“Memang hari Minggu ada kuliah?”
“Saya ada pelatihan menulis.”
Wafa terdiam mendengar jawaban Hilda dan mencuri pandang di kaca spion depan, dia melihat Hilda dengan jilbab ungunya menunduk dan terlihat menahan dingin. Segera Wafa mengecilkan AC mobilnya.
“Suka menulis juga?”
“ehm… belum, saya masih belajar.”
Hilda memandang jok yang diduduki Wafa, mengingat kembali karena Wafa, dia mengikuti pelatihan ini. Kemudian kembali menundukkan kepalanya.
(bersambung)
Mohon Maaf, untuk Kisah Hilda kami hapus dari web, karena sudah masuk proses Edit untuk diterbitkan dalam bentuk Novel.
Teruntuk Sahabat Pecinta Kisah Hilda, penulis haturkan terima kasih sudah berkenan membaca kisah Hilda, dan tunggu kehadiran kisah Hilda dalam bentuk Novel pada awal tahun 2020.
Salam Cinta untuk Semuanya.
*Oleh: Muyassaroh H, asal Panguragan Cirebon. Saat ini menetap di Wonocatur Baguntapan Bantul. Bersama keluarga kecilnya Ia menemani anak-anak di TPA Masjid Az-Zahrotun.