Luka Hilda (Sepuluh)

KEHILANGAN PENDIDIKAN Ibu Ema tergesa-gesa masuk ruangan guru dan menanyakan apa yang baru saja dia dengar dari para siswa. “Bu Tika, apa benar pak kepala sekolah mengeluarkan Hilda?” Bu Tika mengangguk. “Masya Allah, apa tidak bisa dipertimbangkan dulu? Hilda anak yang pintar.” Kata Ibu Ema salah satu guru Ekonomi. Hilda selalu mendapat nilai terbaik dalam…

Read More

Luka Hilda (Sembilan)

KEMATIAN BELA Ibu berpikir, mungkin Rindang bisa membantu mencarikan solusi ini. Segera Dia menghubungi Rindang dan memintanya datang ke rumah karena Dia tidak bisa meninggalkan Hilda sendirian. Rindang pun segera datang dan mendiskusikan masalah ini. “Saya pernah membaca buku terkait hukum aborsi bu, tapi saya juga tidak yakin nantinya kita harus memilih yang mana. Tadi…

Read More

Luka Hilda (Delapan)

BUAH TANPA HATI “Nak, kita tidak boleh tergesah – gesah, kita harus memikirkan matang-matang tentang hal ini sayang,” kata ibu yang juga kebingungan dalam hal ini. “Ini anak haram ibu, Hilda ingin menggugurkannya, Hilda tidak mau punya anak. Hilda mau sekolah…” Tangannya yang memukul-mukul perut membuat ibu semakin khawatir. “Hentikan Hilda, jangan menyakiti diri sendiri…….

Read More

Luka Hilda (Tujuh)

  Hilda masih  terpejam dan air matanya masih membasahi pipi hingga bantalnya. Malam semakin larut, tapi dia tak bisa tidur, bayangan masa lalunya masih berjalan secara spontan dalam pejaman. Betapa dia sangat menyayangi sahabatnya, sering sekali mereka bersama, baik dalam suka maupun duka. Dia sangat percaya dengan Bela, sahabatnya.  (bersambung) ___________ Mohon Maaf, untuk Kisah…

Read More

Luka Hilda (Enam)

KEHILANGAN SENYUM Dia selalu merasa ketakutan setiap mengingat tanggal itu. Betapa dirinya hina, hancur, nelangsa, kecewa dan putus asa. Tanggal itu membuat hatinya tertutup untuk menerima cinta dari siapapun. Baginya cinta yang dimilikinya hanya untuk ibunya dan Kareem. Seketika wajah ibu dan Kareem melintas dalam benaknya, Hilda kemudian pelan-pelan memejamkan matanya. *** (bersambung) _______ Mohon…

Read More

Hilda (Lima)

MEREBUT HATI TANPA PERMISI Melihat Hilda, Wafa seperti merasakan hal yang aneh dalam dirinya. Sebelum bertemu dengannya, setiap perempuan sepertinya sama saja bagi Wafa. Tidak ada perempuan yang spesial baginya sehingga ia tidak pernah diketahui dekat dengan perempuan manapun. “Dia misteri bagiku. Kadang dari caranya mengungkapkan sesuatu membuat aku semakin terkagum-kagum. Pancaran cahaya matanya memiliki…

Read More

HILDA (Empat)

“Ibuuuu! Maafkan Hilda. Apa yang harus Hilda lakukan, Ibu… Ibuuuu,” Hilda mengguncang-guncang tubuh Andin di sebelahnya sambil mulutnya terus memanggil-manggil ibunya. “Hilda, bangun… kamu tidak apa-apa? Hilda…!” panggil Andin yang terkaget-kaget. Hilda terbangun dengan nafas tersengal dan dia masih menangis tersedu-sedu. Tangannya gemetar dan berusaha meraih tangan Andin. Dia terlihat cemas dan ketakutan. Andin berusaha…

Read More

Hilda (Tiga)

“Sudah ya membicarakan tentang Hilda. Sekarang Mas mau tanya, kamu jadi ambil S2 di mana?” tanya Gus Imam membuyarkan lamunan Wafa. “Di Australi, Mas,” jawab Wafa. Ada perasaan bangga ketika ia menyebut nama negara yang akan menjadi tujuan studinya kali ini. Tapi entah kenapa ia sebenarnya lebih tertarik membicarakan Hilda dari pada soal kuliahnya. “Makanya…

Read More

Hilda (dua)

Luka Sementara itu Hasanah terlihat kebingungan. Beberapa kali dia membuka lembaran kertas yang ada di tangannya. “Ehmm.. mohon maaf, kebetulan saya belum mengetahui dengan jelas kedudukan hadis tersebut.” “Tetapi untuk ayat 19 Surah An-Nur tersebut sudah jelas, bahwa mengumbar aurat adalah perbuatan yang tidak baik dan mendatangkan perbuatan keji, dan azab Allah akan menimpa perempuan…

Read More

HILDA (SATU)

SATU KEBERANIAN Arus air sungai yang dingin itu menyentuh kulit kakinya tepat ketika bayangan seseorang yang begitu dia cintai hadir dalam pikirannya. Dia membiarkan dirinya larut dalam bayangan itu dan menurutkan kata hatinya sampai dia merasakan suatu kedamaian yang membuatnya merasa lebih tangguh dan kuat. Sejenak dia mendesah, menarik nafas sedalam perasaannya dan menggerak-gerakkan kedua…

Read More